Jumat, 28 Maret 2014

Dibuai Kelezatan Bumbu Gado-Gado Bude

  
Tulisan ini saya persembahkan untuk Bude yang telah dipanggil Tuhan setahun yang lalu. Sungguh, tidak ada yang dapat mengantikan kelezatan gado-gadomu, tidak seorang pun. Dan mohon maafkan saya karena tidak menepati janji untuk cetak foto ini hingga akhir hayatmu. Selamat Jalan, Bude.


**
Gado-gado adalah salah satu makanan yang sangat digemari masyarakat, termasuk saya tentunya. Selain karena harganya yang sesuai dengan isi kantong dan rasanya enak, gizinya pun komplit.

Mungkin sebagian dari kita belum pernah mencicipi gado-gado Bude ini atau bahkan baru pertama kali mendengar. Ya, kita memang lebih familiar dengan Gado-gado Boplo, bonbin, gado-gado Encim palmerah dan penjual gado-gado lainnya. Padahal berdagang gado-gado sudah dijalani Bude -biasa para pelangan memanggilnya-(66) selama 24 tahun.

Berlokasi tidak jauh dari Pasar Palmeriam, Matraman Jakarta Timur. Warung gado-gado ini berada menyempil persis dipinggir rel kereta api, perbatasan kayumanis dan palmeriam. Sehingga menjadikan pangsa pasar pembeli terbatas. Tak pelak, membuat gado-gado ini pun kurang terkenal. Tapi, untuk wilayah Matraman dan sekitarnya, gado-gado Bude ini jawaranya.

Warung milik Bude sangat sederhana, hanya berupa lapak berukuran kecil, dengan meja panjang sebagai tempat menaruh ’peralatan tempurnya’. Tempat ini buka setiap hari sejak pukul 08.00-11.00. Saran saya, sebaiknya datang pagi hari karena lepas pukul 9, Anda harus siap gigit jari. Selain rasanya yang lezat, harganya juga murah. Gado-gado ini dibanderol dengan harga Rp 7.500 per porsi plus lontong.

Tampilan gado-gado Bude ini terlihat sama seperti gado-gado lain. Terdiri dari sayuran, kentang, tahu goreng dan kerupuk. Sayuran didalam gado-gado yang diracik Bude terdiri dari kacang panjang, tauge, kol, dan kangkung. Yang membedakan hanya dari segi bumbu, gado-gado ini sangat medok. Anda dapat merasakan sensasi kenikmatan bumbu yang berbeda. Slurrp. Pekatnya kacang masih terasa dilidah meskipun sudah beberapa jam dari ketika Anda menyantap gado-gado ini.

Soal pilihan rasa, itu tergantung selera Anda. Bude sudah tahu persis apa kesukaan saya, yaitu gado-gado rasa pedas asam manis dengan taburan bawang goreng diatasnya, tanpa lontong dan kerupuk terpisah. Maklum dari tahun 1996, saya sudah berlangganan gado-gado ini.

Bagaimana, tertarik mencoba?
Proud being an Indonesian,
standarmiring
:: Artikel ini mendapat juara kedua dalam Writing Competition 01/10 - Share Your Food yang diadakan majalah Reader Digest Indonesia tahun 2010 :: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar