Singapura seolah tak pernah habis dikupas. Terlepas dari objek-objek
wisata populer dan identik sebagai tempat wisata belanja, masih banyak sudut
lainnya yang bisa dijelajahi. Salah satunya yang sayang jika tidak disinggahi
yaitu Buddha Tooth Relic Temple and Museum atau Museum dan Kuil Relik Gigi Sang
Buddha. Sebuah monumen budaya hidup yang terletak di South Bridge Road yang
merupakan jantung Pecinan (Chinatown). Tidaklah sulit menemukan
kuil ini, karena bisa dijangkau dengan Mass Rapid Transit (MRT).
Buddha Tooth Relic Temple and Museum berdiri megah, terdiri dari empat lantai. Umumnya ciri khas vihara atau kuil, dominasi warna merah dan emas kentara sekali. Bangunan ini sendiri dikonsep dan dirancang oleh Shi Fa Zhao. Secara garis besar rancangan kuil ini dilandasi unsur-unsur dan sejarah Dinasti Tang dan Mandala Buddhis, yaitu representasi dari alam semesta Buddhis seperti yang terungkap dalam situs resmi kuil ini.
Buddha Tooth Relic Temple and Museum berdiri megah, terdiri dari empat lantai. Umumnya ciri khas vihara atau kuil, dominasi warna merah dan emas kentara sekali. Bangunan ini sendiri dikonsep dan dirancang oleh Shi Fa Zhao. Secara garis besar rancangan kuil ini dilandasi unsur-unsur dan sejarah Dinasti Tang dan Mandala Buddhis, yaitu representasi dari alam semesta Buddhis seperti yang terungkap dalam situs resmi kuil ini.
Begitu memasuki lantai satu, mata kita langsung tertuju kepada Patung
Bodhisattva Avalokitesvara yang tengah duduk indah di atas tahta teratai, dan
dikelilingi oleh patung-patung kecil sepanjang sisinya. Tata cahaya yang indah
semakin menambah kesan menggagumkan bagi siapapun yang mengunjunginya. Saat saya tiba, suasana kuil cukup ramai karena sedang ada aktivitas
ibadah. Beruntung saya bertemu dengan biksu dari Indonesia. Saya diajaknya
melihat relik yang dipercaya para pemimpin umat Buddha sebagai relik suci Gigi
Sang Buddha, terdapat di dalam sebuah stupa yang terbuat dari 320 kilogram emas
hasil sumbangan umat. Peninggalan suci ini disimpan di lantai empat. Sayang
tidak diperkenankan mengambil gambar, bahkan karena sucinya tempat ini, untuk
masuk ke dalam pun harus melepas alas kaki.
Selain menyimpan relik suci Gigi Sang Buddha, di
lantai empat ini kita dapat menemukan beribu-ribu patung kecil Buddha yang
disusun teratur dalam wadah kotak kaca. Ada pula bangunan dengan atap berbentuk
pagoda yang di dalamnya terdapat lonceng besar dan dapat diputar-putar. Bagian
depannya, ditumbuhi berbagai tanaman hias membuat suasana tampak asri.
Bagian menarik lain dari kuil ini adalah Buddhist Culture Museum yang
terletak di lantai tiga. Di sini kita dapat menemui berbagai jenis patung
Buddha dari penjuru negeri lengkap dengan penjelasan sejarahnya. Perasaan
takjub menghampiri hati saya karena bangga secara langsung dapat melihat
koleksi benda-benda bersejarah yang bernilai seni tinggi. Saya juga sempat
melihat relik yang dijual dengan harga yang sungguh fantastik. Puas berkeliling
museum, saya menurun ke lantai dua, yang adalah ruang perpustakaan. Di tempat
ini semua dokumen baik asli maupun replika tentang sejarah Buddha tersimpan
rapi.
Buddha Tooth Relic Temple and Museum sendiri merupakan salah satu kuil
Buddha dengan bangunan yang masih terjaga dan terawat, ditengah-tengah
modernitas masyarakat Singapura. Penasaran? Sediakan waktu luang untuk mengunjunginya, karena kita butuh waktu lama
jika ingin detail melihat kuil ini.
Ah, Singapura memang tak henti menggoda.
Salam,
standarmiring
"Tidak mengambil apa-apa dari negara mereka, selain gambar, dan tidak meninggalkan apa-apa selain bekas kaki"
::cerita ini dimuat di ranselkecil.com dan juga readersdigest (web) ::
Ah, Singapura memang tak henti menggoda.
Salam,
standarmiring
"Tidak mengambil apa-apa dari negara mereka, selain gambar, dan tidak meninggalkan apa-apa selain bekas kaki"
::cerita ini dimuat di ranselkecil.com dan juga readersdigest (web) ::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar