Jam nyaris
berdetak ke angka sembilan saat saya sampai di Wat Arun. Keindahan Wat Arun yang berdiri kokoh menantang matahari,
mengundang decak kagum saya.
Begitu menarik, unik dan
memesona. Sejenak saya menatap langit dan menghela nafas, lalu menyisir setiap
sudut bangunan yang memiliki arsitektur sangat megah ini. Gontai langkah saya
pun perlahan mengukir lantai.
Potongan kaca dan keramik warna-warni pada
dindingnya membuat bangunan bersejarah tersebut tampak semakin indah dan
elegan. Didorong penasaran yang tinggi untuk menyaksikan pemandangan yang lebih
leluasa, saya mencoba mengumpulkan keberanian mendaki anak tangga yang menanjak
tajam. Sungguh memanjakan mata. Rasa lelah seolah terbayar lunas, manakala
disuguhkan panorama memukau. Di atas, saya melepas penat sekaligus menikmati
karunia Tuhan. Ah, beginilah seharusnya hidup.
Wat Arun memang menyuguhkan ‘surga’ bagi pecinta
wisata.
Salam,
standarmiring
"Tidak mengambil apa-apa dari negara mereka, selain gambar, dan tidak meninggalkan apa-apa selain bekas kaki"
::cerita ini dimuat di ranselkecil.com::
Salam,
standarmiring
"Tidak mengambil apa-apa dari negara mereka, selain gambar, dan tidak meninggalkan apa-apa selain bekas kaki"
::cerita ini dimuat di ranselkecil.com::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar