Tulisan
ini saya persembahkan untuk Bude yang telah dipanggil Tuhan setahun yang lalu.
Sungguh, tidak ada yang dapat mengantikan kelezatan gado-gadomu, tidak seorang
pun. Dan mohon maafkan saya karena tidak menepati janji untuk cetak foto ini
hingga akhir hayatmu. Selamat Jalan, Bude.
**
Gado-gado
adalah salah satu makanan yang sangat digemari masyarakat, termasuk saya
tentunya. Selain karena harganya yang sesuai dengan isi kantong dan rasanya enak, gizinya pun komplit.
Mungkin
sebagian dari kita belum pernah mencicipi gado-gado Bude ini atau bahkan baru
pertama kali mendengar. Ya, kita memang lebih familiar dengan Gado-gado Boplo,
bonbin, gado-gado Encim palmerah dan penjual gado-gado lainnya. Padahal berdagang gado-gado sudah dijalani Bude -biasa
para pelangan memanggilnya-(66) selama 24 tahun.
Berlokasi
tidak jauh dari Pasar Palmeriam, Matraman Jakarta Timur. Warung gado-gado ini
berada menyempil persis dipinggir rel kereta api,
perbatasan kayumanis dan palmeriam. Sehingga menjadikan pangsa pasar pembeli
terbatas. Tak pelak, membuat gado-gado ini pun
kurang terkenal. Tapi, untuk wilayah Matraman dan sekitarnya, gado-gado Bude
ini jawaranya.
Warung
milik Bude sangat sederhana, hanya berupa lapak berukuran kecil, dengan meja
panjang sebagai tempat menaruh ’peralatan tempurnya’. Tempat ini buka setiap
hari sejak pukul 08.00-11.00. Saran saya, sebaiknya datang pagi hari karena
lepas pukul 9, Anda harus siap gigit jari. Selain rasanya yang lezat, harganya
juga murah. Gado-gado ini dibanderol dengan harga Rp 7.500 per porsi plus
lontong.
Tampilan
gado-gado Bude ini
terlihat sama seperti gado-gado lain. Terdiri dari sayuran, kentang, tahu
goreng dan kerupuk. Sayuran didalam gado-gado yang diracik Bude terdiri dari kacang panjang, tauge, kol, dan
kangkung. Yang membedakan hanya dari
segi bumbu, gado-gado ini sangat medok. Anda dapat merasakan sensasi kenikmatan bumbu yang berbeda. Slurrp. Pekatnya kacang masih terasa dilidah meskipun
sudah beberapa jam dari ketika Anda menyantap gado-gado ini.
Soal
pilihan rasa, itu tergantung selera Anda. Bude sudah tahu persis apa kesukaan
saya, yaitu gado-gado rasa pedas asam manis dengan taburan bawang goreng
diatasnya, tanpa lontong dan kerupuk terpisah. Maklum dari tahun 1996, saya sudah berlangganan
gado-gado ini.
Bagaimana, tertarik
mencoba?
Proud being an Indonesian,
standarmiring
standarmiring
:: Artikel ini mendapat
juara kedua dalam Writing Competition 01/10 - Share Your Food yang diadakan
majalah Reader Digest Indonesia tahun 2010 ::