Bahari Negeri Laskar Pelangi |
Belitung
terus berdadan. Setidaknya itu yang saya lihat saat kunjungan yang kedua kali. Potensi
wisatanya saat ini sudah cukup tergarap maksimal, terutama pasca ketenaran film Laskar Pelangi. Pulau Belitung sendiri terletak di sisi timur Pulau Sumatra, dan merupakan
bagian dari provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Pulau
yang dulunya terkenal sebagai penghasil timah ini, memiliki pantai-pantai yang bisa
dikatakan ’belum tersentuh pulasan’. Namun yang tersembunyi inilah yang justru
menyimpan kencantikan asli.
Untaian batu-batu granit
Pantai Tanjung Tinggi merupakan salah satu lokasi pembuatan Film Laskar
Pelangi, karya novelis Andrea Hirata. Pantai
ini langsung menyeret perhatian dan keinginan publik untuk melihat secara
langsung. Tebaran bebatuan granit artistik berukuran besar yang
menyembul ke atas permukaan lautan terserak
namun indah. Coba panjat pahatan granit itu dan rasakan sensasi memandangi
lukisan alam yang memesona. Kilau air berwarna biru kehijauan terpapar di depan
mata. Pantai
ini juga menjadi tempat yang
pas buat kita untuk berburu sunset.
Pesona Pantai Tanjung Tinggi siang hari |
Sunset di Tanjung Tinggi
|
Keindahan Belitung tidak hanya sampai di Pantai Tanjung Tinggi saja. Dari
Pantai Tanjung Kelayang, menggunakan perahu motor nelayan kita bisa melakukan wisata
pulau untuk mengunjungi pulau-pulau. Dan berawal dari tempat
ini, keelokan alam Belitung dimulai. Pulau-pulau karakteristik berpasir putih yang dihiasi bongkahan
granit berbagai ukuran dan dari sinilah batu-batu ini beroleh nama. Batu
Belayar karena bagai deretan layar perahu, Batu Penyu karena mirip seekor penyu
sedang mengapung, Pulau Burung karena berdiri kokoh batu besar berbentuk kepala
burung, dan yang menjadi favorit pengunjung termasuk saya, Pulau Pasir. Pulau
yang berupa hamparan pasir putih halus ini hanya terlihat ketika air sedang
surut dan kita bisa mencari dan bermain bintang laut. Sesuai dengan namanya,
pulau ini isinya hanya pasir. Tidak ada
batu granit atau pohon kelapa bertengger.
Sepanjang
mata memandang tampak air laut yang bersih berwarna hijau dan biru turquoise
diapit cakrawara biru dengan awam gemawan di sana sini ditingkahi nyiur yang
melengkung dengan indahnya. Pemandangan indah itu tersaji
dalam pelayaran kurang lebih 30 menit menuju Pulau Lengkuas. Perjalanan
mengarungi lautan juga menyenangkan karena berarus tenang dan nyaris tanpa
alunan ombak.
Pulau Lengkuas
Inilah ikon populer Belitung. Rasanya, berwisata
tak puas jika tak mengunjungi destinasi tersebut. Menurut saya, saat yang paling tepat untuk
berkunjung ke Pulau Lengkuas adalah di pagi hari menjelang siang, terutama pada
akhir pekan atau hari libur. Karena dipagi hari pulau masih sepi sehingga kita
dapat menikmati suasana yang tenang dan cuaca yang cenderung lebih bersahabat.
Di Pulau Lengkuas, selain menikmati pemandangan pantai yang indah, saya tidak melewatkan kesempatan menikmati pemandangan bawah laut dengan snorkeling. Beragam spesies hayati laut mengelilingi para penyelam dengan riuhnya.
Di sini juga berdiri kokoh mercusuar peninggalan Belanda buatan tahun 1882 dan masih aktif berfungsi hingga kini untuk memandu kapal-kapal yang akan melewati Belitung. Sebelum memasuki bangunan mercusuar yang berkonstruksi baja, pengunjung harus mencuci kaki dengan air tawar terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan air laut dapat menyebabkan karat pada bangunan, lalu melepas sandal dan meninggalkannya di pintu masuk.
Dari atas mercusuar |
Proud being an
Indonesian,
standarmiring
Tidak ada komentar:
Posting Komentar